Fellowship - The Saberlight Chronicles (2022)

FELLOWSHIP, sebuah band power metal atau symphonic power metal lebih tepatnya yang berasal dari UK. Seperti halnya band-band symphonic power metal pada kebanyakan, mereka berusahan membawakan sebuah cerita ke dalam musik yang mereka bawakan dan dikemas dengan melodi dan harmonisasi yang mengajak kita untuk ikut berfantasi saat mendengarkan menikmatinya.

Perjalanan nyata mereka dimulai berawal ketika mereka merilis sebuah EP di tahun 2020 dan yang memang sejak awal ini sudah menarik perhatian saya terhadap band yang satu ini. Berawal saat saya melihat video klip mereka yang berjudul “Glint” dari EP tersebut.

Band ini bukan sebagai kreator atau pelopor sebuah corak atau jenis genre dalam sebuah musik, tetapi mereka cukup berhasil dalam menggabungkan beberapa karakter dari band-band pendahulu-nya yang saya melihatnya menjadi panutan bagi musik mereka.

Masih dari video klip lagu “Glint”, gaya dan kostum yang mereka pakai di dalam video tersebut pun sudah menggambarkan kostum atau pakaian bernuansa fantasi, namun saat saya melihat nya, saya tidak merasa asing atau terheran. Karena kostum mereka tidak jauh berbeda dengan band pendahulu nya yang berasal dari Swedia yang dikenal memiliki genre musik Adventure Metal, TWILIGHT FORCE. Ya, dari sebutan musik mereka pun kita pasti bisa terbayang sebuah adventure alias petualangan, petualangan dalam dunia fantasi.

Kembali ke FELLOWSHIP, tidak lama setelah mereka merilis sebuah EP, mereka menandatangani kontrak dengan label yang cukup ternama yaitu Scarlet Records, dan saya melihat dari sini langkah tepat telah mereka ambil untuk masa depan yang menyakinkan bagi band ini. Dan di tahun 2022 ini, mereka merilis album perdana mereka yang diberi judul “The Saberlight Chronicles”. Sekilas awal melihat cover artwork mungkin sebagian kita sudah bisa menilai bahwa FELLOWSHIP ini adalah sebuah band power metal.

Langsung saja masuk ke lagu pertama di album “The Saberlight Chronicles”, lagu yang berjudul “Until The Fires Die” yang menurut saya sangatlah tepat mereka menempatkan lagu ini di urutan pertama, sebuah lagu yang cepat dengan karakter musik happy dan catchy, lagu yang menyenangkan mudah terngiang di kepala kita untuk berhari-hari dan setelah saya perhatikan lirik nya pun sangat cocok sebagai pembuka dan sebagai perkenalan band ini. Potongan bait pertama

“Come with me
I’ll take you on a hero’s journey
Through the hills and spires of history’s spell
Come with me
There’s more than magic in these stories
That I tell, come near and warm yourself”

Yang memang mengajak kita untuk masuk ke petualangan mereka dan ikut berfantasi bersama. Namun secara musikal lagu ini mengingatkan saya pada lagu-lagu TWILIGHT FORCE dan memang saya melihat-nya sebagai salah satu influence paling berpengaruh di musik FELLOWSHIP.

Lagu kedua berjudul “Atlas”, lagu ini menurut saya tidak ada hal yang unik atau hal berbeda, hanya saja lagu ini sedikit tipikal musik remix atau apalah namanya dengan nuansa fantasi dan karakter vocal Matthew Corry yang memang sangat operatik. Dilanjut lagu “Glory Days” yang merupakan single kedua mereka. Lagu ini cukup untuk bisa membuat kita sing along dan salah satu lagu favorit saya setelah “Until The Fires Die”.

Lagu ke empat “Oak And Ash” disini mereka seperti menunjukkan dari mana mereka mendapat inspirasi bermusik, ya bagi penggemar band TWILIGHT FORCE dan DRAGONFORCE akan langsung nge-klik dengan lagu ini, powerful, catchy dan melodi-melodi cepat tertuang dalam lagu ini.

“Hearts upon the Hill” lagu yang tidak begitu cepat namun akan membuat kita mengangguk-anggukan kepala saat mendengarkannya, besutan melodi duo gitaris Brad Wosko dan sang virtuoso Sam Browne ala Twilight Force sesekali terdengar disini.

“Scars and Shrapnel Wounds” saya bilang ini lagu tipikal mid-tempo namun mereka sedikit menaikkan tempo di akhir lagu.

“The Hours of Wintertime” diawali dengan melodi piano dan dilanjut melodi gitar, lagu yang tergolong mid-tempo ini sedikit lebih catchy dibanding lagu sebelum nya dan disini sang vokalis sesekali mencoba menaikkan kemampuan nya dalam bernyanyi di nada-nada tinggi.

“Glint” di awali langsung dengan melodi dan gebukan drums yang semangat dan lagi-lagi sang vokalis memberanikan diri untuk unjuk kemampuannya dalam bernyanyi di nada rendah dan nada-nada tinggi, terkadang karakter vokalis Matthew Corry ini mengingatkan saya pada vokalis Kristoffer Göbel (SIX FOOT SIX, ex-FALCONER). “Glint” ini adalah lagu yang catchy operatik dan sarat dengan melodi gitar dan bagi saya lagu ini memberi aura semangat sekaligus gembira saat mendengarkannya.

“The Saint Beyond the River” sebuah lagu symphonic dan operatik dan memberi aura semangat dengan iringan piano, melodi gitar dan drums yang cepat di bagian solo serta choirs heroik yang menumbuhkan aura optimistik.

“For the saint beyond the river
I will take another step
For to see the final thread of life
Will sow my soul again!
For the saint beyond the river
I will see the face of god
For the saint beyond the river
Carry on!”

Sebuah lagu ballad “Silhouette” dengan iringan piano dan dilanjutkan dengan lagu “Still Enough” sebuah lagu yang tidah begitu cepat namun mengumbar dobel bass drums. Dan terakhir adalah lagu paling panjang di album “The Saberlight Chronicles” ini, berjudul “Avalon”. Langsung diawali dengan symphoni dan melodi gitar dan gebukan drums yang cepat serta orchestra, dan bagi saya langsung merasakan nuansa epic sepanjang lagu.

Secara keseluruhan, sebagai sebuah band baru FELLOWSHIP ini memiliki masa depan yang menjanjikan dan meskipun album perdana mereka “The Saberlight Chronicles” bukan lah sebuah album yang menciptakan hal yang baru namun mereka mampu menggabungkan karakter musik yang sudah ada dengan konsep yang tepat.

“The Saberlight Chronicles” track list:
1. Until The Fires Die
2. Atlas
3. Glory Days
4. Oak And Ash
5. Hearts Upon the Hill
6. Scars And Shrapnel Wounds
7. The Hours of Wintertime
8. Glint
9. The Saint Beyond the River
10. Silhouette
11 Still Enough
12. Avalon